OAI
Unknown
Nama : RIYANTI UTS
NPM : 0916041014
Mata Kuliah : Organisasi dan Administrasi Internasional

Organization of America State (OAS) adalah sebuah organisasi internasional regional, berkantor pusat di Washington DC, Amerika Serikat. Anggota-anggotanya adalah tiga puluh lima negara merdeka dari Benua Amerika. Sebagai organisasi regional, OAS ingin menunjukkan tindakan tanggung jawabnya terhadap Amerika Latin dan ingin menjaga perdamaian di kawasan tersebut. Disini saya mengambil contoh kasus yang terjadi di negara bagian Amerika Utara, yaitu tentang “Krisis di Republik Dominika dan Intervensi Amerika Serikat”. Krisis di Republik Dominika dan Intervensi Amerika Serikat Setelah kepemimpinan Trujillo selama 31 tahun di Republik Dominika berakhir, rakyat menginginkan adanya pergantian pemerintahan melalui pemilihan umum. Pergantian kekuasaan ini dikobarkan oleh dua kubu yang memicu terjadinya perang saudara, yakni Kubu Reformasi dan Kubu Konservatif. Pada awalnya, Republik Dominika telah memiliki pemimpin baru, yaitu Juan Bosch, yang merupakan pendiri dari Partai Revolusioner Dominika. Bosch memenangkan pemilihan umum pada Bulan Desember 1962 dan dijatuhkan oleh pemberontak dari pihak lain yang juga bersifat revolusioner satu tahun kemudian. Pemerintahan di Republik Dominika pun akhirnya dipegang oleh dua kubu yang kuat, yakni Kubu Reformasi dan Kubu Konservatif. Kemudian, dari kedua kubu yang tengah bersaing muncullah kudeta militer di negara tersebut. Kubu Reformasi dipimpin oleh Kolonel Caamano Deno, melakukan kudeta militer di ibukota sedangkan Kubu Konservatif, dipimpin oleh Brigadir Wessin y Wessin dan didukung oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara, menyerbu pangkalan militer di St.Isidro, suatu area di luar ibukota. Brigadir Wessin y Wessin pun memberitahukan keadaan darurat ini kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat bahwa warga negara AS yang berada di Republik Dominika sedang terancam bahaya. Pangkalan militer St.Isidro pun telahdikuasai oleh Kolonel Benoit, seorang junta yang melawan Kubu Reformasi. Amerika Serikat pun menanggapi hal ini dengan cepat dan mengirimkan pesawat untuk mengangkut warga negaranya agar tidak terkena bahaya dari serangan kudeta militer Republik Dominika. Warga negara lain juga telah dievakuasi. Amerika Serikat juga ingin melindungi Kedutaan Besarnya di Santo Domingo. Pada tanggal 2 Mei 1965, Amerika Serikat mengirimkan 9500 tentaranya ke Republik Dominika untuk mengamankan situasi di Santo Domingo dan pangkalan militer St.Isidro yang sedang dikuasai junta militer Kolonel Benoit pada waktu itu.Meskipun kedua kubu telah menandatangani perjanjian gencatan senjata, Amerika Serikat tetap merasa belum pasti dan ingin mengerahkan power-nya di negara tersebut, yakni dengan jalan intervensi hingga jumlah tentara AS di Republik Dominika pun mencampai 22.000 personil.Presiden Lyndon B. Johnson melihat intervensi AS juga sebagai bentuk perlindungan KawasanAmerika Latin dari pengaruh komunis yang bisa datang kapan saja. Langkah ini pun kemudian diikuti oleh Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) sebagai bentuk pengamanan situasi dinegara tersebut. Peran Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) mengikuti langkah AS untuk mengintervensi keadaan darurat di Republik Dominika. Sebagai organisasi regional, OAS ingin menunjukkan tindakan tanggung jawabnya terhadap Amerika Latin dan ingin menjaga perdamaian di kawasan tersebut. Hal ini merupakan bentuk dari Collective Security di mana terdapat suatu negara yang sedang berkonflik dannegara-negara lain (dalam satu organisasi atau arena) akan melakukan suatu tindakan untuk menciptakan kondisi damai. Tetapi, keputusan yang dikeluarkan oleh OAS tidak sepenuhnyaditentukan oleh tubuh organisasi tersebut, melainkan oleh hegemon di Benua Amerika, yakniAmerika Serikat yang telah melancarkan intervensi terlebih dahulu. Saya melihat krisis di Republik Dominika sebagai permintaan rakyat akan adanya pemerintahan baru yang bukan diktator. Tetapi, tindakan mereka justru menimbulkan perang saudara. Rakyat beserta Pemerintah di Republik Dominika seharusnya bisa memiliki komunikasi yang baik untuk mewujudkan kondisi yang demokratis karena bagaimanapun, pemimpin yang akan ditunjuk bertanggung jawab bagi kesejahteraan rakyat di Republik Dominika. Langkah Amerika Serikat untuk mengintervensi dinilai baik, akan tetapi untuk negara kecil yang mungkin konflik di sana tidak memicu perubahan sistem internasional secara besar- besaran, langkah tersebut dipandang melampaui batas, terlihat dengan tentara AS yang dikirim sebanyak 22.000 personil. Di dalam krisis ini, terlihat jelas sekali AS ingin menunjukkan power tunggalnya di Benua Amerika. Amerika Serikat sebaiknya melakukan tindakan yang proporsional dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan internal suatu negara. OAS dan PBB juga telah berperan penting bagi keselamatan umat manusia di dalam krisis tersebut. Bagi saya, apa yang telah dilakukan PBB sudah tepat dengandikeluarkannya dua resolusi yang tegas untuk memberhentikan kekisruhan di Republik Dominika. PBB telah mencegah konflik yang lebih besar lagi di negara tersebut karena krisis akhirnya dapat diredam sehingga masyarakat sipil dapat beraktivitas kembali seperti biasa.
Labels: edit post
0 Responses

Post a Comment